Kawa Daun, Kopi Hitam dari Agam

AKURAT.CO, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menggelar perhelatan bertajuk "Ngopi Bareng Senator: Kopi Daerah Indonesia, Kopi Dunia" di Gedung Nusantara V, DPR RI, Jakarta, selama tanggal 14-15 Maret 2018.

Dalam perhelatan yang dihadiri oleh Ketua Umum Kadin Eddy Ganefo, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono, Bupati Agam Indra Catri, pengurus Asosiasi Kopi Indonesia dan perwakilan Kedutaan Kolombia itu, kopi asli dari kabupaten Agam, Sumatera Barat turut diperkenalkan.

Bupati Agam Indra Catri mengatakan, kopi dan masyarakat Minang khususnya di Kabupaten Agam, adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Pasalnya, hampir separuh dari wilayah Agam merupakan daerah penghasil kopi dengan kualitas tinggi.

Perkebunan kopi di Agam, jelasnya, sudah ada jauh sebelum zaman kolonial Belanda menjajah Nusantara.

"Kopi masuk ke Sumatera Barat sekitar abad 18 yang dibawa dari Arab oleh jamaah haji yang pulang dari Mekah dan pertama dikembangkan di Agam karena sangat cocok dengan kondisi geografisnya," ujarnya.

Bagi masyarakat Minang, katanya melanjutkan, kopi tidak saja dimanfaatkan bijinya, melainkan juga daunnya sebagai minuman yang kini terkenal dengan istilah kopi kawa.

"Sebelum penjajah datang kami sudah punya namanya Melayu Kopi Daun atau Kawa daun. Jadi kopi itu mulai dari biji sampai daun, batangnya biasa kita pakai untuk kayu bakar. Dan daunnya menjadi kopi daun," imbuhnya.

Dalam mengembangkan dan mengenjot produksi kopi di Agam, pihaknya gencar mengkampanyekan program "Agam Menyemai" dengan memberikan dukungan bibit dan melakukan pembinaan mulai dari proses produksi sampai pemasaran.

"Dengan kualitas kopi yang ada dan ditambah proses pengolahan yang optimal, kopi yang diproduksi di Agam dalam mengikuti tren pasar dan mampu bersaing di pasar regional maupun internasional," jelas Indra.

Lebih lanjut ia menuturkan, produksi kopi dari 2 jenis kopi yang dikembangkan di kabupaten Agam yakni varietas Arabika dan Robusta.

Saat ini, produksi kopi Agam jenis arabika untuk pasar lokal sebesar 0,70%, pasar regional 35,15% dan internasional mencapai 64,15%. Sementara jenis robusta, pasar lokal mendominasi dengan pangsa pasar sebesar 70% dan pasar regional sebesar 30%.[]

---

Editor. Juaz